Pages

Subscribe:

Minggu, 06 November 2011

Curhat dengan Wanita Berefek Buruk


Berapa lama Anda berbicara dengan para wanita ketika bertemu dalam makan malam atau sebuah kesempatan? Beberapa kali waktu menyisihkan waktu untuk mengobrol dengan mereka membincangkan berbagai masalah mungkin diaminkan. Apalagi, berbincang merupakan bentuk komunikasi untuk meringankan sedikit masalah yang Anda miliki. Tapi sebaiknya Anda berhati-hatilah. Pasalnya ketika porsinya terlalu berlebihan, bersiaplah menerima kerugiannya. Apa sajakah itu? Idiva membocorkannya.

Mencari teman bicara

Banyak dari kita mungkin melakukan pertemuan dengan teman-teman terbaik ketika kita membutuhkan mereka untuk membicarakan sesuatu hal. Ketika Anda berbagi permasalahan dengan teman Anda, tentu keintiman lebih terjalin. Ya, berbagi masalah memang membuat kita merasa lebih baik. Hal ini terjadi karena mengobrol dapat memicu kimia pada otak, di mana yang bersangkutan seperti mendapatkan dukungan dari orang terdekat. Meski demikian baik manfaatnya, namun meluapkan "curhatan" kepada teman terlalu sering bukanlah cara yang paling bijaksana.

Menjadikan masalah lebih besar

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Missouri, di mana kecenderungan wanita untuk berbicara secara berlebihan dan terus- menerus justru akan membuat masalah kian meruncing, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan wanita dipenuhi unsur kekhawatiran mereka sepanjang waktu sehingga pikiran negatif terus bersarang. Inilah yang kemudian bakal menimbulkan kecemasan parah hingga akhirnya berdampak pada gangguan emosional seperti depresi hingga stres.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Ketika wanita membicarakan soal masalah, seringnya mereka jarang menempatkan posisi di antara kedua belah pihak. Tak hanya itu, mereka pun terus- menerus mendominasi pembicaraan tanpa menempatkan kepentingan kedua belah pihak. Hasilnya, semuanya pun cenderung tampak lebih negatif.

Profesional media Neeha Pathak menyetujui hal tersebut. "Saya biasanya memilih untuk berteriak-teriak sendiri atau berbicara berdua saja dengan teman. Saya memerhatikan bahwa usai berbicara dengan mereka tentang suatu masalah, saya justru merasa lebih buruk. Jadi niat untuk mencari pemecahan masalah pun justru berbuntut pada masalah yang lebih rumit."

Membentuk komunitas

Fenomena ini banyak terjadi di antara wanita di mana psikolog menganggapnya sebagai perilaku penularan emosi akan pikiran negatif seseorang atau kecemasan mereka dapat memengaruhi suasana hati orang lain. Percaya atau tidak, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang terus-menerus berhubungan berlebihan dengan orang lain bakal menderita depresi. Hal ini biasanya terjadi karena para wanita terus-menerus membahas masalah mereka yang pada akhirnya justru membuat masalah lebih besar dan membuat pikiran mereka kian ruwet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar